Anak-Anak Bebas dari Stunting, Kader Posyandu: Terima Kasih Bupati Belu & Alumni FK UGM Gen 81

medikastar.com

Bantuan yang diberikan khusus kepada anak-anak stunting hasil kolaborasi Pemda Belu dengan Alumni Fakultas Kedokteran (FK) UGM Gen 81 sejauh ini terbukti berhasil. Kader Posyandu Wekatimun 2, Maria Ita Bolokoen, Rabu (30/08/23) dengan bangga bertutur bahwa bantuan yang diberikan kepada anak-anak stunting di Posyandu Wekatimun 2 sejauh ini terbukti sukses. Maria mengatakan hal ini pada saat menerima kunjungan dari Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM yang didampingi oleh Ketua TP-PKK kabupaten Belu, Dra. Freny Sumantri Taolin.

Dalam kunjungan tersebut Bupati Belu dan Ketua TP-PKK kabupaten Belu menyerahkan sejumlah bantuan ke Posyandu di Kabupaten Belu, berupa Posyandu Kit, Alat Antropometri, dan bantuan dana PMT bagi anak-anak stunting dari Alumni Fakultas Kedokteran UGM Gen 81.

“Saya mewakli posyandu wekatimun 2 mengucapkan rasa bersyukur kami kepada pemerintah kabupaten Belu dalam hal ini bapak Bupati Belu bersama para alumni fakultas kedokteran UGM Gen 81 yang sudah memberikan bantuan kepada anak-anak stunting kami di Posyandu wekatimun 2,” ungkap Maria.

Maria melaporkan bahwa selama 62 hari ini pihaknya sudah memberikan makanan kepada anak-anak stunting dan dari Posyandu wekatimun 2, terdata 2 orang anak telah tamat dan tersisa 18 anak.  Dari 18 anak tersebut yang berhasil bebas dari stunting ada 9 anak dan tersisa 9 anak lagi.

“Semoga dengan bantuan dari alumni UGM Gen 81 ini dapat mengeluarkan anak-anak kami dari stunting,” tutur Maria.

Hal tersebut juga diakui oleh Adriani, salah satu kader di Posyandu Wekatimun 2. Menurutnya setelah menerima bantuan dari beberapa bulan lalu sampai saat ini 62 hari, terlihat ada perkembangan yang cukup bagus yang dialami oleh anak-anak.

“Mereka menerima makanan setiap hari dan sampai saat ini ada beberapa yang masuk dalam program ini sukses. Ini karena ada beberapa anak yang sudah bebas dari stunting. Ada beberapa anak yang masih stunting, tetapi perkembangannya sudah semakin bagus,” kata Adriani.

“Kami ingin mengucapakan terima kasih banyak kepada bapak Bupati Belu dan pemerintah setempat yang telah memberikan bantuan kepada anak-anak kami sehingga perkembangan dan pertumbuhan dari anak-anak kami ini sudah semakin bagus. Harapannya anak-anak yang belum ini segera lepas dari stunting sehingga ke depan pertumbuhan mereka semakin baik lagi,” tutup Adriani.

Bantuan Posyandu Kit dan Alat Antropometri Bagi Seluruh Posyandu di Kabupaten Belu

Pada saat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, drg. Maria Ansilla F. Eka Mutty menjelaskan bahwa bantuan Posyandu Kit yang saat ini diberikan merupakan inisiatif dari Bupati Belu, dr. Agus Taolin dan Ibu Ketua TP PKK kabupaten Belu, Freny Sumantri Taolin. Inisiatif ini bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di Kabupaten Belu. Ia melanjutkan bahwa inisiatif tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan dengan melihat regulasi aturan yang ada.

“Inisiatif itu kemudian kami Dinas Kesehatan tindaklanjuti dengan regulasi aturan yang ada dan bisa mengadakan posyandu Kit bagi 446 posyandu yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Belu,” kata drg. Maria Ansilla. Selain Posyandu Kit, diberikan juga bantuan alat Antropometri kepada seluruh posyandu di Kabupaten Belu.

Sementara itu, terkait bantuan dana PMT dari alumni FK UGM Gen 81 bagi anak-anak stunting, drg. Maria Ansilla menjelaskan bahwa bantuan tersebut diberikan bagi 2 Posyandu yang ada di kelurahan Umanen. Berdasarkan data, wilayah ini memiliki anak stunting terbanyak di kabupaten Belu, sehingga bantuan tersebut diberikan ke wilayah ini.

Dalam momen tersebut, Bupati Belu, dr. Agus Taolin menyampaikan bahwa pemerintah Kabupaten Belu terus berusaha untuk menekan angka stunting. Saat ini angka stunting berada di angka 11,9% dari target nasional di tahun 2024 yakni di bawah 14%.

“Kita berencana tahun depan di bawah dua digit, di bawah 10%, kalau bisa lebih rendah lebih bagus, sehingga upaya atau pendekatan ke sana harus lebih baik,” jelasnya.

dr. Agus menambahkan bahwa penanganan stunting dilakukan sedini mungkin dengan mendeteksi sejak kehamilan sampai kelahiran dan juga pendampingan terhadap perlakukan dan juga pola asuh sehari-hari bagi anak. Menurutnya, memang ada beberapa anak yang terkena stunting karena faktor penyakit tertentu, sehingga terhadap anak-anak yang demikian perlu dilakukan pemeriksaan dan diobati sampai tuntas.

Selain penanganan stunting, Pemda Kabupaten Belu juga terus berupaya menurunkan angka kemiskinan ekstrim di tengah masyarakat. Sejauh ini berbagai upaya dilakukan termasuk berupaya untuk mencari bantuan dari berbagai pihak, termasuk bantuan dari Pemda sendiri berupa bantuan sapi, babi, dan ayam kepada kelompok-kelompok. Selain itu ada juga bantuan tandon air yang dibagi secara berkala di beberapa lokasi di kabupaten Belu.

Terkait bantuan yang telah dibagikan bagi seluruh Posyandu, dr. Agus Taolin berharap agar barang-barang yang telah diberikan tersebut dijaga secara baik serta dilakukan inventarisasi serta pencatatan setiap bulannya.

Sementara itu, ketua TP PKK Kabupaten Belu, Freny Sumantri Taolin menjelaskan awal mula munculnya inisiatif untuk memberikan bantuan peralatan bagi semua Posyandu. Ia menjelaskan bahwa 2 tahun lalu saat baru pertama kali berkunjung ke Posyandu, dirinya sungguh prihatin dengan kondisi Posyandu yang tidak memiliki peralatan yang memadai.

“Oleh karena itu, 2 tahun lalu setelah berkunjung kami menyampaikan keprihatinan kami kepada bapak Bupati, betapa keprihatinan kami akan kondisi-kondisi Posyandu yang ada di Kabupaten Belu. Dan puji Tuhan setelah 2 tahun ini apa yang kami minta, apa yang kami harapkan dikabulkan oleh Tuhan melalui bapak Bupati yang sudah bekerja keras, tentu saja dengan pemerintah daerah, dinas kesehatan sehingga alat-alat ini bisa ada lengkap di Posyandu,” jelas Freny.

Ia berharap agar alat-alat tersebut dijaga dengan baik, diinventarisasi, dan dilakukan pencatatan rutin karena tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk alat-alat tersebut.

“Mungkin kita satu-satunya kabupaten di NTT yang punya perlengkapan posyandu kit di semua posyandu, jadi kita perlu bekerja sama karena peralatan ini betul-betul berharga,” katanya Freny. (*)