Belu Masuk Nominasi Apresiasi Direktorat Perbibitan & Produksi Ternak RI, Program Pemda Dipuji

medikastar.com

Kabupaten Belu menjadi salah satu kabupaten di NTT yang masuk dalam nominasi apresiasi Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Kementrian Pertanian Republik Indonesia terhadap petugas inseminator yang melakukan inseminasi buatan pada sapi. Jumat (08/09/23), tim dari Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak melakukan penilaian terhadap petugas inseminator yang masuk dalam nominasi sebagai inseminator terbaik tingkat nasional.

Saropi, tim dari Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak menjelaskan bahwa salah satu program mereka ialah SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri). Program ini bertujuan untuk meningkatkan populasi dan produksi sapi dan kerbau di Indonesia melalui kegiatan optimalisasi reproduksi. Dimana salah satu basisnya adalah peningkatan kelahiran melalui kegiatan optimalisasi reproduksi yang telah dilakukan setiap tahun melalui kegiatan Inseminasi Buatan atau IB. Selain untuk meningkatkan produktivitas juga untuk meningkatkan mutu genetik ternak.

“Sebagai bentuk apresiasi terhadap petugas inseminator kami setiap tahun juga melaksanakan kegiatan penilaian petugas inseminator. Penilaian ini kami klasifikasi dalam tiga kategori wilayah dimana yang pertama adalah wilayah dominan IB, kedua wilayah campuran, ketiga adalah wilayah dominan kawin alam. Di NTT masuk dalam kategori kawin alam, salah satu nominasi yang masuk di tahun ini yakni dari kabupaten Belu,” jelasnya.

Saropi menambahkan bahwa salah satu nominasi di tahun ini adalah kabupaten Belu dengan melihat dari hasil-hasil IB yang diusulkan oleh kabupaten, yakni kecamatan Tasifeto Timur dengan petugas inseminatornya adalah Damianus Saik.

“Mudah-mudahan hasil penilaian ini bisa masuk dalam 5 besar di tingkat nasional dan akan diundang mengikuti kegiatan rembuk nasional petugas reproduksi di boyolali,” kata Saropi.

Ia menjelaskan bahwa wilayah NTT khususnya Kabupaten Belu merupakan daerah ekstensif. Sehingga tentunya banyak tantangan bagi petugas dalam mensosialisasikan atau mempraktekan IB. Kondisi ini berbeda dengan pulau Jawa yang ternaknya sudah ada di kandang sehingga pengamatan birahinya jauh lebih mudah.

Oleh karena itu Saropi sangat mengapresiasi program Rumah Singgah yang dibuat oleh pemerintah daerah kabupaten Belu. Menurutnya program ini bagus karena dengan mengumpulkan semua ternak betina di satu tempat maka akan mempermudah mendeteksi birahi ternak tersebut sekaligus mempermudah proses pelaksanaan IB.

“Saya sangat mengapresiasi Pemda dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati serta dinas terkait atas perhatian yang luar biasa terhadap program IB ini dengan didirikannya Rumah Singgah. Dan ketika setiap sapi yang bunting diberikan insentif sebesar 750.000,00 per ekor dan setelah lahir diberikan lagi insentif sebesar 500.000,00 itu sangat luar biasa bagi saya. Artinya bahwa Pemda Belu cukup bagus dan mudah-mudahan bisa ditiru oleh daerah-daerah lainnya,” ungkap Saroni.

Sementara itu, Damianus Saik petugas Inseminator di kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu yang merupakan salah satu nominator dalam ajang ini menjelaskan bahwa program IB telah dilaksanakan olehnya di 10 desa. Dalam prosesnya, ternyata pelaksanaan IB tidaklah mudah. Namun demi kemajuan bersama, dirinya  menggunakan teknik tertentu dalam mempengaruhi masyarakat atau peternak untuk mengikuti program IB. Salah satu cara yang dilakukan ialah dengan pendekatan secara kekeluargaan sambil memberikan edukasi terkait perbedaan sapi lokal dan sapi IB.

“Saya ikut pelatihan inseminator di Singosari dan kami diberikan semacam hand out atau album  yang berisikan gambar-gambar sapi IB di sana. Jadi gambar-gambar itu saya tunjukan kepada masyarakat,” ujar Dami.

Dami mengaku tidak menyangka bahwa dirinya bisa menjadi salah seorang petugas yang bisa dinilai kinerjanya di tingkat nasional.

“Jadi saya serahkan kepada Tuhan dan saya menyampaikan terima kasih kepada Kabid bidang produkasi yang membantu saya. Saya mohon doa dan dukungan dari semua pihak untuk saya bisa terpilih. Saya juga berharap program ini bisa berjalan terus karena masyarakat sendiri khawatir jika suatu saat program ini dihentikan,” tutupnya. (*)